Sabtu, 26 Januari 2013

Pengertian Kompas

Kompas adalah alat untuk menetapkan / mencari arah mata angin, digunakan oleh para pelaut, penerbang, pekemah, pemburu, dan petualang lainnya untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ada dua tipe dasar dari kompas yaitu :
1.Kompas Magnetik
Sudah dipergunakan sejak tujuh abad yang lalu, pada kompas magnetik arah ditunjukan oleh magnet berbentuk jarum yang mengarah pada arah Kutub Utara di bawah pengaruh medan magnet bumi . Yang terbesar adalah kompas magnetik yang digunakan oleh para pelaut.
2.Gyrocompass
Alat yang ditemukan pada awal abad ini. Tidak dipengaruhi oleh magnet bumi. Pada Kompas yang menggunakan cairan, cairan yang biasa digunakan adalah campuran dari alkohol danair. Dengan menggunakan cairan maka jarum kompas akan mudah digunakan, keuntungan inilah yang menyebabkan kompas berisi cairan lebih banyak dipergunakan dibandingkan dengan kompas kering (dry compass ).
Bagian – bagian Kompas :
1.DIAL
Permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jarum.
2.VISIR
Pembidik sasaran.
3.KACA PEMBESAR
Untuk melihat sasaran dan angka pada dial.
4.JAM PENUNJUK
Menunjukkan lokasi magnet bumi.
5.TUTUP DIAL
Dengan 2 garis bersudut 45º dan dapat diputar-putar.
6.ALAT PENGANTUNG
Untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewaktu melakukan pembidik.
Cara Menggunakan Kompas :
1.Letakkan Kompas dipermukaan yang datar, setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum kompas telah menunjukan arah Utara Magnet, jadi bukan Kutub Utara. Sebab, jarum kompas tertarik oleh adanya Magnet Bumi yang terletak beberapa derajat dari Kutub Utara Bumi.
2.Bidikan sasaran melalui Visir ( pembidik ).
3.Apabila Visir meragukan, karena kurang jelas, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dila ke arah Visir, searah dengan sasaran.
4.Titik sasaran bidik disebut juga Check Point.
5.Sasaran Balik (Back reading), dipergunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / sebelumnya.
Rumus Sasaran Balik (Back Azimuth) adalah:
1.Tambah dengan 180º apabila sasaran bidiknya kurang dari 180º.
2.Kurangi dengan 180º apabila sasaran biding lebih dari 180º.
Contoh :
-Jika Sasaran bidik 30º maka sasaran baliknya adalah :
30º + 180º = 210º
-Jika Sasaran bidik 200º maka sasaran baliknya adalah :
200º – 180º = 20º

Tidak ada komentar:

Posting Komentar